PENGARUH KEKASIH
MATA KULIAH HADITS TARBAWI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.
Setiap anak
memiliki potensi yang dibawa oleh fitrahnya. Namun potensi anak didik tidak
akan berkembang dengan sendirinya tanpa ada usaha atau pengaruh dari lingkungan
pendidikan sekitar. Bahkan pendapat ahli didik yang ekstrim yang disebut dengan
aliran empirisme mengatakan bahwa anak didik bagaikan kertas putih bersih yang
masih polos yang sangat bergantung pada pengaruh penulisnya. Begitu kekuatan
pengaruh terhadap potensi anak didik yang sangat menentukan bentuk dan warna
anak didik. Islam sebagaimana yang disebutkan beberapa hadis mengakui adanya
pengaruh pendidikan dari luar diri anak disamping anak telah membawa potensi
yang disebut dengan fitrah islamiyah. Fitrah itu dibawa oleh anak didik sejak
lahir dan fitrah itu sudah tertulis bukan berarti kosong. Tulisannya adalah
al-Islam. Pengaruh pendidikan disekitarnya tinggal mengembangkan keislaman
fitrah tersebut. Setidaknya ada empat hal yang dapat mempengaruhi anak didik
dalam mengembangkan fitrahnya yaitu Pengaruh teman, pengaruh kekasih, pengaruh
orang tua dan pengaruh pendidik.
B. Rumusan
Masalah.
1.
Bagaimana pandangan Al-qur an terhadap pengaruh kekasih?
2. Apa
Maksud Hadis-hadis yang berkaitan dengan pengaruh kekasih?
C. tujuan
1. untuk mengetahui pandangan al-quran terhadap pengaruh kekasih
2. untuk mengetahui maksud hadis-hadis yang berkaitan dengan pengaruh kekasih
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pandangan Al-qur an terhadap pengaruh kekasih
Alqur-an
menggambarkan kondisi orang-orang kafir diakherat karena salah teman yang
mengakibatkan kesesatan yang membawanya menuju jurang neraka sebagaimana
terdapat didalam Al qur-an surat Al Furqon ayat 27-29
..............................................................
27. dan
(ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya
berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”.
28. kecelakaan besarlah bagiku;
kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku).
29.
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran
itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.
Ulasan
penulis ayat tersebut menjelaskan bagaimana pengaruh orang yang
dicintai dalam kehidupan yang kemudian berpengaruh pada prilaku kita
yang sadar auatu tidak menyesuaikan dengan orang yang dicintainya.
2. Hadis-Hadis
Yang Berkaitan Dengan Pengaruh Kekasih
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ
النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ
فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ (رواه ابو داود والترمذي)
1. Kosakata (Mufradat)
a. عَلَى
دِيْنِ خَلِيْلِهِ
|
Mengikuti
agama kekasihnya atau agamanya
|
b. الخَلِيْلِ
|
Kekasih
kemudian bisa diartikan teman yang menjadi kekasihnya
|
c. فَلْيَنْظُرْ
|
Maka
hendaklah perhatian, perhatian dengan mata hati
|
d. مَنْ يُخَا
لِلْ
|
Siapa yang
menjadi kekasihnya
|
Dari Abi
Hurairah r.a. bahwasanya Nabi Saw. Bersabda: “seseorang itu mengikuti agama
kekasihnya, oleh sebab itu hendaklah salah seorang diantara kamu memperhatikan
siapakah kekasihnya.” (HR. Abu Dawud dan
al-Turmudzy).
Ulasan:
Maksud hadis mengandung makna
majazi karena maksudnya bukan larangan berteman dengan orang yang berlainan
agama, karena Nabi Muhammad Saw. Sendiri sangat akrab dengan pamanya Abu thalib
yang saat itu berbeda agama, jadi maksud hadis ini merupakan anjuran kepada
kita jika hendak memilih kekasih untuk dijadikan teman agar memperhatikan
kebiasaan dan akhlaknya, carilah kekasih yang baik akhlaknya. Jika baik akhlak
kekasih itu temanilah dan jika buruk
perangainya tinggalkanlah, karena sesungguhnya watak atau
karakter seseorang akan berpengaruh dalam pembentukan kepribadian. Al-Ghazali
berkata:”Berteman dengan orang yang rakus dunia menjadi rakus dan
berteman dengan orang yang zuhud menjadi zuhud”.
Anjuran memilih
teman yang baik dalam hadis tersebut berlaku kepada semua orang sekalipun
kecenderungan hatinya tidak baik. Demikian juga makna kekasih juga bersifat
umum, baik kekasih sebagai teman biasa atau kekasih sebagai sahabat maupun
kekasih untuk dijadikan pasangan seperti calon istri, calon menantu,
dan calon mertua. Semuanya hendaknya lebih mengutamakan faktor agama dan
akhlak.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنِ النَّبِىِّ
- صلى الله عليه وسلم - أَنَّهُ قَالَ « الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ (رواه
البخاري)
Dari “Abdillah dari Nabi
Saw. bahwasanya Nabi Saw. Bersabda: “Orang itu akan bersama-sama
orang yang dicintainya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini
mempunyai maksud majazi dengan pengertian seperti yang telah dijelaskan diawal
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تَرَى فِى
رَجُلٍ أَحَبَّ قَوْمًا وَلَمَّا يَلْحَقْ بِهِمْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- « الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ (رواه مسلم)
Dari
Abdillah berkata telah datang seorang laki-laki kepada Rasululloh Saw. Kemudian
bertanya Ya Rasululloh bagaimana engkau mengetahui seseorang yang mencintai
sesuatu kaum (sekelompok orang) tetapi ia belum pernah bertemu dengan mereka”,
maka beliau menjawab:” Seseorang itu akan bersama-sama dengan orang yang dicintainya (HR
Muslim)
عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ قِيلَ
لِلنَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - الرَّجُلُ يُحِبُّ الْقَوْمَ وَلَمَّا
يَلْحَقْ بِهِمْ قَالَ « الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ (رواه البخاري)
Dari Abi Musa bertanya dijawab oleh Nabi
Saw. seseorang yang mencintai sesuatu kaum (sekelompok orang) tetapi ia
belum pernah bertemu dengan mereka”, maka beliau menjawab:” Seseorang itu akan
bersama-sama dengan orang yang dicintainya (HR.Bukhori)
Hadis ini
mempunyai maksud majazi dengan pengertian secara psikologis setiap orang
mempunyai kecenderungan untuk memilih kekasih atau
teman yang dicintainya. Teman atau kekasih yang dicintai
seseorang pada umumnya sesuai dengan apa yang dicintai oleh dirinya.
Seseorang berkelompok atau berkumpul pada umumnya juga cenderung memilih
kelompok yang sama. Hal ini menunjukkan adanya kesamaan antara sesama teman
yang dicintai baik dalam beragama, hobi, kesenangan, watak, karakter, profesi
dan lain-lain. Misalnya mahasiswa IAIN Pontianak kecenderungan berkumpul sesama mahasiswa dari IAIN , minimal yang memiliki watak atau visi dan misi yang
sama ketika bercampur baur dengan para mahasiswa dari berbagai perguruan
tinggi. Demikian juga seorang guru, dosen, ulama, dokter, insinyur, karyawan
dan lain-lain. Oleh karena itu, di sana banyak kelompok atau organisasi yang
mengikat kecenderungan yang sama tersebut.
Bersama
artinya dinilai sama atau dihukumi sama antara yang mencintai dan yang
dicintai. Jika orang yang dicintai itu baik, maka orang itu dinilai baik pula
dan jika orang yang dicintai itu tidak baik, maka ia dinilai tidak baik. Dalam
konteks hadis di atas sahabat tersebut digiring bersama Nabi dalam surga
sekalipun tidak sama kelasnya, tentunya kelas surga Nabi yang paling tinggi,
karena amaliah beliau yang tidak sama dengan manusia biasa. Dalam satu riwayat
seorang sahabat bertanya: Bagaimana jika seorang mencintai kaum, tetapi amalnya
tidak sama dengan mereka? Nabi tetap menjawab: “seorang bersama
dengan orang yang dicintainya”. ( Anwarmyla. 2013.)
Adapun yang
dimaksud kekasih dalam teory of love disebutkan four main varieties . Affection (or Storge, pronounced
“Stor-gay”)( empat varietas utama Kasih sayang (atau Storge,
diucapkan "Stor-gay") antara lain cinta keluarga, cinta
persahabatan, cinta pada pasangan maupun karena kesamaan hoby ,profesi
(Hendrick, C., & Hendrick, S. S. (1989).
Selain guru, orang tua, dan teman, Kekasih
merupakan salah satu diantara hal – hal yang dapat mempengaruhi
terhadap pendidikan atau keberhasilan dalam pembelajaran. Pengaruhnya dapat
diklasifikasikan menjadi 2 aspek, Aspek positif dan negatif dari hal tersebut.
Pengaruh Positif dan Negatif terhadap pendidikan
Kekasih sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa. Pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa antara lain:
1. Bisa untuk saling menginggatkan dalam hal-hal
positif;
2. Sebagai penyemangat dalam belajar;
3. Bisa menjadi teman curhat;
4. Bisa menjadi orang yang selalu ada untuk sharing
dimanapun kita berada.
Sedangkan pengaruh negative terhadap prestasi belajar
siswa antara lain:
1. Bisa membuat malas belajar;
2. Bisa membuat nilai menjadi turun;
3. Bisa menyita waktu belajar untuk pacaran;
4. Pacaran bisa menjerumuskan kita pada seks bebas
yang dapat mengarah pada penggunaan obat-obat berbahaya, hal-hal pornografi
bahkan narkoba.
Hendaknya
bersikap selektif dalam memilih kekasih, kekasih yang baik seyogiyanya dapat
mengantarkan kita arah yang lebih baik dan bermanfaat, ( Zakiyah Dradjat, 1991: 47)
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan.
Kekasih itu
berpengaruh dalam pembentukan pribadi seseorang dan keselamatan dari siksa
neraka. Memilih kekasih harus sangat selektif demi Terciptanya manusia
berakhlakul karimah
B. Saran. 9
Carilah
kekasih yang mampu membawa kita mencapai asa dan keselamatan hidup di dunia dan
akherat.
Tinjauan
Pustaka.
[1]. Zakiyah Dradjat, Pendidikan islam, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 1991), h.
2 47anwarmyla.blogspot.com/2013/.../makalah-hadis-tarbiyah-pengaruh.htm.
3. Hendrick,
C., & Hendrick, S. S. (1989). Research on love: Does it measure up?Journal
of Personality and Social Psychology, 56, 784-794.)
0 komentar:
Posting Komentar